ALGIVON.ID – Di sela jadwal padatnya selama berada di Bandung sejak 10 Oktober 2025, pesilat asal Belanda Gino Hoogervorst kembali menimba ilmu bela diri Sera Jatihandap dari sang guru besar, Ki Daus alias Dadang Usman (68) — sosok yang juga dikenal luas sebagai komedian senior Indonesia.
Hubungan keduanya bukan baru. Sejak 2019, Gino secara rutin datang ke Bandung untuk belajar langsung dari Ki Daus, dan hampir setiap tahun menyempatkan diri berlatih di padepokan Sera Jatihandap.
Menariknya, pada Minggu malam, 12 Oktober 2025, Gino secara spontan dipanggil naik ke panggung di tengah gelaran Pasanggiri Sendra Penca antar Pelajar dan Paguron Jawa Barat 2025 di Kampus ISBI Bandung, Jalan Buah Batu No. 212, Kota Bandung.
Penampilan perdananya di hadapan ratusan penonton disambut tepuk tangan meriah.
“Saya sempat stres ketika dipanggil tampil. Tapi ini perintah guru besar, jadi saya harus lakukan. Syukurlah berjalan lancar dan penonton tampak senang. Saya juga senang sekali atas apresiasinya,” ujar Gino dalam bahasa Inggris, sembari tersenyum.
Ia menambahkan, “Saya sedang terus belajar berbahasa Indonesia yang baik dan benar.”

Latihan Bersama di Situs Gunung Padang
Cinta Gino terhadap budaya dan seni bela diri Sunda tampak begitu mendalam. Bersama 13 anggota Sera Jatihandap, ia melakukan kunjungan khusus ke Situs Cagar Budaya Gunung Padang, Kampung Gunung Padang, Karyamukti, Campaka, Kabupaten Cianjur, Rabu 15 Oktober 2025.
“Ini situs yang sangat terkenal di dunia, apalagi setelah masuk dokumenter Netflix. Katanya, usianya antara 10.000 hingga 25.000 SM,” ujar Gino dengan penuh kagum.
Ia mengaku merasakan pengalaman spiritual yang unik selama berada di sana.
“Saya melepas alas kaki dan berdiri di bawah pohon besar. Melalui akar-akar itu, saya merasakan panca indera saya seolah lebih hidup — ada energi yang berbeda,” tuturnya.


Dari Bandung Menuju Eropa
Di sela latihan bersama di situs bersejarah tersebut, Ki Daus, yang didampingi Ketua Umum Yayat, Abah Ece (Penasihat Pelatih), Wahyu (Litbang & Teknik), Jender (Kepala Pelatih), serta Iyan dan Iyang (Pelatih Harian), menyampaikan kebanggaannya.
“Dalam pengamatan kami, saudara Gino Hoogervorst ini sudah layak mengembangkan Sera Jatihandap di Eropa,” ujar Ki Daus.
Ia menambahkan, banyak peminat dari luar negeri yang tertarik mempelajari Sera Jatihandap, namun terkendala jarak dan biaya perjalanan.
“Karena itu, Gino sudah kami nilai cukup mumpuni untuk mengajarkan dasar-dasar dan jurus awal di sana,” jelas Ki Daus, disambut anggukan rekan-rekannya.
Masih di lokasi yang sama, Wahyu dari Paguron Sera Jatihandap menambahkan optimismenya.
“Dengan ketekunan dan semangatnya, Gino pantas diberi kesempatan membina pecinta silat tingkat awal di Eropa,” ujarnya.
Kunjungan dan latihan bersama ini berlangsung bertepatan dengan kegiatan Studi Teknis Pemugaran Situs Gunung Padang oleh Direktorat Warisan Budaya Kemenbud bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI).
Suasana latihan di situs purbakala itu menjadi simbol harmoni antara warisan leluhur Nusantara dan semangat lintas budaya.
Gino pun menutup harinya dengan kalimat singkat namun penuh makna:
“Saya bersyukur bisa belajar langsung dari sumbernya. Ini bukan sekadar silat, tapi perjalanan jiwa.”
(Harri Safiari & Rivansyah Dunda)
BACA JUGA: Pesilat Belanda Asuhan Ki Daus Bikin Kejutan di Gelaran Sendra Penca ISBI Bandung 2025


