Esai Satire: Harri Safiari (serial “Mutiara Kata ala Korupsinikus” #3
ALGIVON.ID — Usai sukses “mendidik” para pejabat muda di Balai Kota, Korupsinikus kini melangkah lebih jauh. Ia resmi membuka kanal digital bernama “Korupsi Academy” — sebuah platform pembelajaran daring yang katanya, “membentuk karakter pemimpin berjiwa licik dan culas, tapi canggih secara teknologi.”
Dalam sambutan peluncuran akun resminya di platform X-Tube, Korupsinikus berujar:
“Anak muda zaman sekarang tidak perlu repot-repot membawa koper uang tunai. Dunia sudah serba digital. Korupsi pun harus go online!”
Ruang virtual itu meledak oleh tawa dan emoji tepuk tangan dari ribuan peserta webinar yang menamai diri mereka ‘KorupsiPreneur Muda’.
Di antara mereka, ada yang berprofesi sebagai pejabat junior, pengusaha tender cepat kaya, hingga influencer moral yang doyan proyek pemerintah semata.
Korupsinikus lalu memaparkan “modul pembelajaran” dalam tiga bab:
Bab 1: Digitalisasi Gratifikasi
“Sekarang tidak perlu lagi menerima amplop. Cukup kode referral atau transfer e-wallet. Transparan, cepat, dan bisa diberi caption ‘terima kasih atas kolaborasinya’.”
Bab 2: Blockchain of Blunder
“Gunakan istilah rumit seperti ‘audit digital’, ‘data integrity’, atau ‘blockchain transparency’. Makin rumit istilahnya, makin kecil kemungkinan publik memahami bahwa itu proyek fiktif.”
Bab 3: Cyber Silaturahmi
“Bila ada pemeriksaan online, jangan panik. Buat saja grup WhatsApp alumni yang isinya pejabat dan auditor. Di situ, hukum bisa lebih fleksibel daripada server.”
Ini cuplikan sesi tanya jawab yang berlangsung sengit.
Seorang peserta bertanya polos:
“Guru, bagaimana kalau jejak digital kita bocor?”
Korupsinikus tersenyum sinis.
“Bocor itu biasa, Nak. Yang penting, pastikan bocorannya diarahkan ke pihak yang tepat — agar bisa ditutup dengan proyek baru, yang lebih fresh.”
Sontak, seluruh peserta menekan mengapresiasi dengan senyuman dan teriakan matap euy, surantap nih!
Di akhir acara, Korupsinikus menutup webinar dengan kalimat yang segera viral di dunia maya:
“Ingat, di zaman digital ini, dosa bisa dihapus dengan konten positif. Kalau ketahuan korupsi, buat saja podcast ‘perjalanan spiritual’. Netizen akan luluh, dan engkau akan diundang jadi motivator.”
Begitulah, Korupsinikus tak pernah benar-benar punah. Ia hanya berevolusi — dari fosil batu menjadi influencer moral palsu di dunia maya yang takkan ada akhirnya..(Selesai)
BACA JUGA:Korupsinikus Taubat Lagi, Berbagi Wejangan Sukses di Balai Kota

