Sen. Nov 3rd, 2025

Polandia Festival 2025 Lesatkan Industri Kreatif Game Indonesia

ALGIVONID.IDPoland Festival 2025 digelar di Kota Bandung dalam rangka memperkenalkan Gaming Roadshow Symposium di Graha Pos Indonesia jl. Banda yang juga bertepatan merayakan 70 tahun hubungan diplomatis antara Indonesia dan Polandia, Senin, 13 Oktober 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif Poland Festival ASEAN 2025, yang diselenggarakan oleh Polish Investment and Trade Agency (PAIH) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Polandia di Jakarta dan Gamecomm Indonesia.

Acara tersebut ini mempertemukan para pemimpin industri dari kedua negara untuk berbagi wawasan tentang pengembangan ekonomi kreatif, pendidikan di bidang game, serta inovasi lintas budaya.

Hadir di acara ini antara lain, Jacek Kolomyjec, Deputy Head of Office PAIH Jakarta; Sere Kalina, Co-Founder & CEO Gamecomm Indonesia; Iendra Sofyan, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat; Gabriela Siemienkowicz, Head of Communication 11Bit studios dan Bartosz Kwietniewski, Head of Business Development GOG (CD PROJEKT Group).

Poland–Indonesia Gaming Roadshow 2025 merupakan program multikota yang menyoroti kepemimpinan Polandia dalam industri game global serta memperkuat kolaborasi dengan sektor kreatif di Asia Tenggara.

Rangkaian acara diantaranya hadir di Bali – Gaming Symposium 2025 dan Polish Pavilion di IGDX (10–11 Oktober 2025), Bandung – Gaming Roadshow Symposium (13 Oktober 2025), Jakarta – Digital Innovation Summit (14 Oktober 2025).

Pertukaran Budaya

Deputy Head of Office, Polish Investment and Trade Agency (PAIH) Jakarta, Jacek Kolomyjec menyatakan, symposium di Bandung menjadi wadah penting untuk membahas kerja sama antara studio game, universitas dan kreator digital dari Polandia dan Indonesia.

“Acara ini juga menekankan bagaimana game dapat menjadi medium pertukaran budaya dan pemberdayaan generasi muda,” ujar Jacek.

“Polandia telah menjadi salah satu pasar game paling dinamis di Eropa. Kami bangga dapat berbagi pengalaman dengan Indonesia, negara yang kaya akan kreativitas dan potensi. Melalui roadshow ini, kami ingin membangun jembatan antara kedua industri dan menginspirasi kemitraan baru yang dapat menjangkau audiens global,” ungkap Jacek.

Menurut DR. Iendra Sofyan, ST., M.Si., Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Jawa Barat, bahwa Jawa Barat sudah lama dikenal sebagai pusat pendidikan dan kreativitas

“Terselenggaranya Poland–Indonesia Gaming Roadshow Symposium di Bandung mencerminkan komitmen bersama dalam mengembangkan talenta digital serta memperkuat kerja sama internasional yang mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif,” ujar Iendra Sofyan.

Ekonomi kreatif adalah sebuah kemasan yang sudah dilakukan dari dulu yang merupakan bagian dari 17 sub sector. Ada 3 unggulan yang sudah terlebih dahulu berjalan di Jawa Barat yaitu sub sector Fashion, Kuliner dan Kriya sudah berjalan dengan baik bahkan didukung oleh OPD lain seperti Dinas Koperasi dan UMKM, Perindustrian dan Perdagangan, bahkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa juga mendorong eonomi kreatif tersebut, lanjut Iendra.

Sedangkan sisa subsector lainnya berharap Disparbud yang memiliki tupoksi bagaimana mengeluarkan kebijakan ekonomi kreatif harus mengambil alih diantaranya permasalahannya aplikasi game sama artistektural diluar 3 sub sector unggulan tadi harus banyak berperan.

Dibandimngkan dengan sub sector Fashion, Kuliner dan Kriya yakni game dan aplikasi secara volume aktifitasnya masih jauh dibawah yang 3 tadi, dalam artian dampak ekonominya masih belum maksimal, akan tetapi dari sisi investasi untuk yang aplikasi ternyata paling besar.

“Potensi untuk mengembangkan game dan aplikasi masih besar apalagi dampaknya akan menjadi lapangan kerja atau menjadi usaha, harapannya anak-anak muda ini tidak hanya sebagai penikmat atau pengguna game atau aplikasi namun juga sebagai pembuat game dan aplikasi yang akhirnya menjadi penghasilan buat mereka,” ungkap Iendra Sofyan.

“Tantangan digitalisasi kedepan, bisa diarahkan kepada hal yang lebih baik lagi bukan pada hal-hal yang tidak baik,” pungkas Iendra Sofyan.

Kembangjan Ide Game

Sedang Rere Kalina, Co-Founder and CEO of Gamecomm Indonesia mengatakan

Gaming Roadshow yang diinisiasi oleh Poland Festival mendatangkan dua orang dari perwakilan perusahaan game di Polandia, Gabriela Siemienkowicz dari 11Bit Studio dan juga Bartosz Kwietniewski dari GOG.com atau GOG.

“Harapannya dengan mereka datang ke sini, kita bisa belajar dari pengalamannya sudah bisa dibilang cukup senior di industri game. Perusahaannya juga salah satu leading company juga di industri game global,” ujar Sere Kalina.

Hari ini kita bisa belajar banyak tentang marketing, tentang strategi yang tepat dalam membuat dan juga memasarkan game. Karena kita lihat industri game Indonesia ini banyak banget game-game bagus. Cuma dalam hal marketing atau promosinya yang kadang kita masih belum berdaya.

“Kita punya banyak ide kreatif tapi kalau misalnya nggak bisa dijual, ya orang tidak bisa memanfaatkan atau menggunakannya,” ungkap Sere Kalina.

Jadi, tadi di share sedikit sama Gabriela kalau game-game dari 11Bit ini tuh biasanya mengangkat topik -topik yang cukup sensitive dan cukup berat. Misalnya contohnya kayak di swore of mind, game yang menceritakan tentang perang tapi dari sudut pandang civilians atau warga sipil.

Biasanya kan kita main game perang ya kita jadi tentaranya, kita jadi atur strateginya. Tapi gimana sih kondisi perang itu dari sudut pandang orang sipil?, lanjut Sere Kalina.

Bahkan di Polandia, game swore of mind itu sudah masuk ke kurikulum sekolah. Jadi murid itu di encourage atau didukung untuk mencoba game itu untuk belajar empati, belajar kemanusiaan. Oh bahwa ternyata perang itu walaupun kita perbutuhan kekuasaan dan segala macam tapi sebenernya banyak ruginya. Jadi melatih sifat kemanusiaan lah gitu dari tema game.

“Indonesia dengan kekayaan budaya kita, dengan kekayaan sejarah kita, mungkin bisa encourage banyak developer-developer yang mau mengangkat cerita-cerita rakyat atau nilai budaya lainnya,” pungkas Sere Karlina.

BACA JUGA: Film Dokumenter ‘Koesroyo: Last Man Standing’, Kisah Personel Terakhir Koes Ploes Bersaudara

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *